Rabu, 04 Maret 2009

Sejarah berdiri KPPN Sragen

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tanggal 23 Juli 2001 Nomor : 442/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Ditjen Anggaran, Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, dan Kantor Verifikasi Pelaksanaan Anggaran, dibentuklah Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Sragen. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Sragen mulai beroperasi sejak tanggal 1 Oktober 2002. Karena belum memiliki gedung sendiri, maka atas bantuan Pemerintah Kabupaten Sragen, pada awalnya menempati Gedung PKK Kabupaten Sragen tepatnya pada komplek gedung pertemuan Kartini dan gedung DPRD Kabupaten Sragen. Peresmian operasional Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Sragen dilakukan oleh Bapak Drs. H. Zuhlul Hamidi, Kepala Kantor Wilayah XIII Ditjen Anggaran Semarang, sedangkan selaku Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Sragen dijabat oleh Bpk. Drs. Tohir. Sejak tahun 2004 dimulailah pengadaan prasarana gedung kantor, yang secara kebetulan mendapatkan lokasi disebelah barat komplek gedung Kartini. Dipilihnya lokasi ini mengingat (1) berada pada lokasi yang memang diperuntukkan bagi perkantoran dan (2) lokasi gedung kantor menghadap jalan protokol Kabupaten Sragen tepatnya Jalan Raya Sukowati No.15 C Sragen, serta mudah dijangkau dengan sarana transportasi umum.
Upacara peresmian gedung baru Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Sragen pada tanggal 28 Mei 2004 oleh Bapak Drs. Dharma Bhakti, MA selaku Sekretaris Ditjen Anggaran mewakili Direktur Jenderal Anggaran.
Sejak beroperasinya Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Sragen sampai dengan sekarang telah terjadi 5 (lima) kali pergantian pimpinan kantor, yaitu :
1. Drs. Tohir ( 1 Oktober 2002 s.d. 15 Nopember 2002 )
2. Frans Asisi. Ratmoko, S.H. , M.A ( 20 Nopember 2002 s.d. 26 Mei 2005 )
3. Suprapti, S.H., L.L.M ( 2 Juni 2005 s.d. 9 Pebruari 2007 )
4. Sutjipto, S.E. (12 Pebruari 2007 s.d. 5 Agustus 2008 )
5. Drs. A. Ansori Dibrata (11 Agustus 2008 s.d. 31 Maret 2009 )

Seiring dengan masa transisi berlakunya Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 37 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tatakerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan maka Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Sragen mengalami perubahan nomenklatuur menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) Sragen. Terakhir dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, KPPN Sragen yang semula ditetapkan bertipe B dengan status eselon III.b. telah berubah menjadi bertipe A2 dengan status eselon III.a.

2. Wilayah kerja KPPN Sragen
Wilayah kerja KPPN Sragen meliputi dua kabupaten dalam propinsi Jawa
Tengah yang mempunyai profil sebagai berikut :

2.1 Profil Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Karanganyar merupakan kota kabupaten yang terletak di sebelah timur berjarak + 10 km dari kota Surakarta. Barangkali masyarakat lebih mengenal obyek wisata Tawangmangu, Candi Cetho (situs Hindu), Candi Sukuh yang berlokasi di lereng Gunung Lawu kawasan ujung timur kota kabupaten Karanganyar. Yang menarik dari wisata ritual ini, Pemkab Karanganyar bekerja sama dengan Pemkab Buleleng ( Bali ) pada tanggal 17 Agustus 2007 di pelataran Canti Cetho diselenggarakan upacara Panca Wali Krama ( sedekah bumi ). Disamping itu di lereng Gunung Lawu tersebut juga terdapat Makam Astana Mangadeg dan Astana Giri Layu yang merupakan makam keluarga Mangkoenegoro I ( Pangeran Samber Nyawa ) seorang keturunan Raja Mataram yang juga Pahlawan Nasional yang berasal dari Surakarta. Untuk mengenang jasa perjuangan Pangeran Samber Nyawa (KGPAA Mangkoenagoro I ) tersebut maka komplek militer tepatnya asrama Batalyon Infanteri 413 KOSTRAD diberi nama Kasatrian Samber Nyawa yang berlokasi tidak jauh dari Markas Komando Brigade Infanteri ( Brigif ) VI KOSTRAD di Palur.
Yang tak kalah penting untuk diketahui pula bahwa diantara komplek Makam Astana Mangadeg dan Astana Giri Layu tersebut juga terdapat Astana Giri Bangun, tempat Jenderal (Purn) H.M. Soeharto, mantan Presiden kedua Republik Indonesia dimakamkan.
Dewasa ini Pemerintah Kabupaten Karanganyar bekerja sama dengan Pemeritah Propinsi Jawa Tengah sedang menyelesaikan pembangunan jalan tembus kearah Magetan (Propinsi Jawa Timur). Prasarana jalan ini dipandang sebagai jalur alternatif ke Jawa Timur mengingat selama ini hanya ada satu jalur utama yaitu melewati Kabupaten Sragen, disamping itu juga dengan dibukanya jalur alternatif ini diharapkan mampu meningkatkan sektor perdagangan dan industri di wilayah Kabupaten Karanganyar. Sejak semula Kabupaten Karanganyar hanya mengandalkan sektor pariwisata dan pertanian, sebagai produk unggulan. Bahkan pada tahun 2007 yang lalu Kabupaten Karanganyar cukup dikenal di sekitar Jawa Tengah sebagai daerah penghasil tanaman hias Jenmani (Anthorium) tepatnya di daerah Ngargoyoso - Tawangmangu. Disamping produk tanaman hias tersebut, Kabupaten Karanganyar juga dikenal sebagai penghasil buah-buahan dan sayuran. Sarana transportasi umum dari dan ke kota Surakarta cukup mudah dan tersedia.

Pemerintahan Kabupaten Karanganyar
Pemerintah Kabupaten Karangnyar dinilai sebagai daerah kabupaten/ kota yang memiliki indeks tertinggi dalam percepatan pemberantasan korupsi. Pemerintah Kabupaten Karanganyar memperoleh skor 7,3 dari survei yang dilakukan atas implementasi Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan korupsi. Menurut Bupati Karanganyar Hj. Rina Iriani, SPd. M.Hum, penilaian dari Kementerian Pemberdayaan Negara tersebut merupakan cerminan dari komitmen pemerintahannya melakukan reformasi birokrasi. Pemerintah Kabupaten Karanganyar mendukung sepenuhnya dalam percepatan pemberantasan korupsi. Reformasi birokrasi yang dilakukan Karanganyar salah satunya adalah melakukan jemput bola dalam melakukan pelayanan publik. Masyarakat mendapatkan kejelasan waktu dan biaya dalam mendapatkan pelayanan.
Program sertifikasi tanah dengan sistem layanan keliling yang selama ini diterapkan Kabupaten Karanganyar dinilai berhasil. Sebab itu, program yang diberi nama Larasita (Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah) tersebut akan dikembangkan menjadi program nasional dan diterapkan secara meluas di seluruh Indonesia. Larasita yang diterapkan Karanganyar selama ini terbukti mampu memberikan akses kemudahan dalam meningkatkan percepatan layanan bagi masyarakat terkait proses sertifikasi tanah.
Ini sangat membanggakan. Sebab untuk pertama kali Kantor BPN tercatat dalam rekor MURI dalam hal kecepatan dan kemudahan layanan.
Larasita yang dilaunching Pemkab bekerjasama dengan BPN Karanganyar akhir 2006 lalu mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Larasita masuk catatan rekor MURI yang ke-2.974 sebagai rekor pelayanan sertifikasi tanah dengan mobil keliling pertama di Indonesia.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufik Effendi menilai, keberhasilan program ini merupakan inovasi baru dalam hal layanan publik yang akan mengubah paradigma lama dalam sistem birokrasi pemerintahan.
Ini merupakan bentuk reformasi birokrasi utamanya dalam hal layanan kepada masyarakat. Sebab selain memberi akses kemudahan bagi masyarakat, sistem jemput bola yang diterapkan dalam layanan sertifikasi tanah juga akan menutup peluang munculnya praktek pungutan liar yang selama ini masih terjadi.

2.2 Profil Kabupaten Sragen

Kota Kabupaten Sragen berjarak +/- 30 km kearah timur laut kota Surakarta merupakan kota yang strategis karena lokasinya berada perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dapat juga disebut sebagai kota transit karena merupakan jalur utama menuju Ngawi, Madiun dst (Propinsi Jawa Timur). Perdagangan dan industri menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat di Sragen.
Dalam sektor pariwisata, disekitar kabupaten Sragen terdapat situs purbakala Sangiran ( Museum Fosil Pythecantropus Erectus), Makam Pengeran Sukowati serta wisata ritual Gunung Kemukus yang berlokasi di dekat Waduk Kedung Ombo.

Pemerintahan Kabupaten Sragen
Profil Pemerintah Kabupaten Sragen dewasa ini cukup menjadi sorotan karena prestasi yang diraihnya khususnya dalam ide pembentukan Badan Pelayanan Terpadu ( BPT ) Kabupaten Sragen. Karena gagasan ini pulalah Bupati Sragen yaitu H. Untung Wijono Sarono mendapat penghargaan Citra Pelayanan Prima tahun 2004 dari Presiden Republik Indonesia dan Satya Abdi Praga dari Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2006 kemudian mendapatkan Adipura tahun 2004, 2005 dan 2006. Pada tanggal 29 Mei 2007 beberapa perwakilan kabupaten dari Kalimantan melaksanakan kunjungan ke Sragen dalam rangka penyusunan Standard Operating Prosedur (SOP) Pelayanan Satu Atap, diantaranya dari Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Lebong disamping itu dari Kabupaten Wajo, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Banggai.
Dipilihnya Badan Pelayanan Terpadu (BPT) Kabupaten Sragen sebagai tempat kunjungan kerja karena BPT Sragen telah memiliki :
* Jaminan kualitas pelayanan
* Tingkat ketepatan yang tinggi
* Jaminan kesopanan sesuai tata nilai
* Menunjukkan kemampuan professional
* Memberikan kenyamanan pelayanan
* Mempunyai kredibilitas yang diakui oleh pemohon
* Memiliki efisiensi yang tinggi
* Memiliki fleksibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan
* Memiliki kejujuran
* Memiliki kemampuan merespon secara cepat dan tepat.

Dampak positif dari adanya Badan Pelayanan Terpadu (BPT) Kabupaten Sragen tersebut terhadap dunia usaha diantaranya :
* Mendapat pelayanan yang mudah, cepat dan pasti
* Mendapat efisiensi dalam waktu pengurusan perijinan yang semula mendatangi banyak instansi ( 3- 5 instansi ), sekarang cukup satu tempat
* Mendapatkan kepastian waktu, ijin yang diminta sudah dapat diketahui kapan selesainya pada saat memasukkan berkas (lengkap)
* Mendapatkan kepastian biaya dan menjamin tidak ada pungutan tidak resmi
* Mendapatkan kemudahan dengan prosedur yang sederhana

Badan Pelayanan Terpadu (BPT) Sragen mendapatkan ISO 2000 pada tahun 2004 dan 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar